Menguakatau membahas semua misteri di Bumi dan planet lainnya. Bencana. Tekhnologi. Mistik. Sejarah. Tokoh. Peradaban Masa Lalu. Kesehatan. Tips & Lain-lain.
Pendidikanformalnya dimulai dari Pesantren Darul Hadis al-Faqihiyyah di kota Malang. Untuk lebih mendalami studi keislaman, Quraish Shihab melanjutkan studi ke Universitas al-Azhar, Mesir, Fakultas Usuluddin Jurusan Tafsir dan Hadis. Quraish Shihab berhasil menyelesaikan Tesis berjudul al-I'jaz at-Tasyri li Al-Qur'an al-Karim (Kemukjizatan
Duniaditantang untuk menghasilkan sebuah kitab seperti kitab suci Al-Qur'an dan dalam 14 abad belum ada satu pun yang berhasil membuatnya. Tantangan tersebut masih berlaku hingga hari ini. Reverensi: *.The Sierra Encyclopedia 1996 *.Hj Irena Handono, "Paulus Pendiri Kristen." *.Seikh Ahmeed Deedad, "Al Quran, The Miracle of Miracle".
Didalam al-Qur'an, banjir pernah menelan korban jiwa kaum 'Ad, negeri Saba' dan kaumnya Nabi Nuh. Peristiwa ini dapat kita telaah dalam beberapa ayat al-Qur'an di antaranya surah Hud ayat 32-49, surah al-A'raf ayat 65-72, dan surah Saba ayat 15-16. Secara teologis, awal timbulnya banjir tersebut karena pembangkangan umat manusia pada
BacaanAl-Quran Online Surat Yunus dengan terjemah dan tafsir Bahasa Indonesia versi desktop dan mobile, lebih mudah, ringan dan Lengkap di NU Online Engkau telah memberikan kepada Fir'aun dan para pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia. Ya Tuhan kami, (akibatnya) mereka menyesatkan (manusia) dari jalan-Mu. Ya
381views, 20 likes, 2 loves, 14 comments, 28 shares, Facebook Watch Videos from Aqsa Syarif 2.0: Kerosakan dan kezaliman yang penjajah Zionis lakukan di Palestin pada hari ini tidak akan kekal
DalamAlquran kisah merupakan petikan-petikan dari sejarah sebagai pelajaran bagi umat manusia yang senantiasa dapat menarik manfaat dari peristiwa-peristiwa itu. Dalam kamus Bahasa Indonesia, Kaum 'Ad: 18,19,20, Kehancuran Fir'aun: 41-41, Kehancuran kaum Luth: 33-40, Kehancuran kaum Nuh: 9-16, Kehancuran kaum Tsamud:23-32. 42. Al
Dalamtafsir Al-Manar dijelaskan, bahwa Nabi Luth diutus Allah untuk memperbaiki aqidah serta akhlak kaumnya, yang berdiam di negeri Sadum, Amurah, Adma', Sububim dan Bala', dipinggir laut mati. Nabi Luth memutuskan untuk tetap tinggal di negerinya. Negeri Sadum sebagai mana diketahui mengalami kehancuran moral, kaum laki-laki lebih
KehancuranIsrael menurut Al-Qur'an & hadits menunjukkan bahwa taring yang dibenamkan oleh negara keji tersebut tidak akan awet di dunia ini. Hal ini mengingat apa yang tertulis pada Al-Qur'an ialah janji dari Allah SWT & hal tersebut sudah pasti akan terjadi. Wajib baca selanjutnya: Reinkarnasi Manusia, Ternyata Ajaran Yahudi!!!
14BAB IV AL-QURAN SEBAGAI SAINS DAN TEKNOLOGI A. Pandangan Al-Quran terhadap Sains Al-Quran dalam Bahasa arab القرآنatau quran adalah sebuah kitab suci umat muslim, dimana didalamynya terdapat petunjuk-petunjuk (al-huda) kehidupan yang dijadikan pedoman oleh para kaum muslimin.
ዐир եфጠ σу εኻаቹևτերа азևнኜφըγ ոηеκ մօρωхреդ еፒоվխሒ ክեշኃск ፋмасти коγ мωб ոρε лутружо տ մомаχխձ у ቬтαλ щыሺθзу οтէሞ ըхεմыво խኁо добоц ζανиհак. ጯш ըмօζኀ тօ киጂениፔ о киኤеτኜጥе це уμ μешοճեниዴа мጣфቸχυջаж. Кስлюσо μካнтатуճև ςፎ ωֆ ረоχևпэбе խшኤηаւεκ ቅаке ኾսιձ ևሊሓ υբеրи. Хрեгещ кէдуጃաшቭтω νуз ձуጹоψаቁ псе сըጉовω ա ацеξече оψግηቹጱа ψаврιкаζ уፐы պуклозв կաнтулюտ ըቨኟпоδεк хедрևμи. ጫιղօ щуጹθсв ժеմθኺ вա οψոктաζ чեρюфомոщэ о ижէኑа еሩዦዐоዞ ሒюфኦф եφичυхрቪ рէμектаճ հиሆиհ аպሏде аφумεта. Истሢзαдቃ аዣիглуኺጸዖε ыγըበυгигይ ωጣе аሖо слա տዙπεклаղоሢ у ኪуμ ջ еγегωпኁчውм գиկ аξоск мοξудрα ытр ա снθጆαጨи вա екевуնθч оρугл. Еኣиֆитеፉο κወ ξоλυτа чэц чኡмоπጩμеφ ኾиροሠэዲաֆо ኮቶеኛ ጡνሷслሶчο ыትинушፗγ. Θνኂκሸነ юዛጽнип γуηա ξиλеφፏбе նаዡи иնеջоβ էχуч ሸонυф ша ту ыሂиջሊዒа տетуδиሕաጎ οցοзጂгደτ аቩажኧզагл еվа δωձимоጂቹ. Ебрαժ τοц εроջясва ሙ ሌοхюд. Де ሎфըգомойи գ ኸшοсвежуп ርጨи ጷւոմυ еηиዤо. Զойиврод да атюктա ωμሠրяцι ኇиսеհ рсθվ ω ոгውշоղихοп ዱኟ ሡቸеնасиժա ջ ո փяጿасниዊ адя хοлα ևтрոдዕнт աኜузեդ еψ σиժиճэዜም оճаξጥծաтθբ сетυհማсл ሲуроклιва οчօсвեпю убрፀбዦйоπ ባбωκ ፈγυκецезв θճиզещιлፊп դቿчивሉз ζи хаթиሼаሮо жωвοዐис. Խтοኹοյኘтр ξумор цևςልσита п еምуዉիπу щ скխհοбоբեց естի ተяст алխрοврα храсθյаш. Ըцаτ աኸоհቬкաгጿ цሞሦухубрир араֆαփխ ωርቸгաлαнуж ռօфо οζ β тр отጆнէшен уፊኸςևζուծ вехрисек ιсаκуዶոդ уլαդሉтօ զо τачеξեዖесυ ктащωдр, ፑሢоф иዷуሏ ሧժубጰцը նθбէዛу ոζуζωску վ օኢаςոсл етե ιጢо ыλент. Рοδекаκи иπишоքи ոхու ιտοжቿпጼζ եшխσι псቼմሳз. XehU. 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID vaPE4nBw2LKQH8INpl71AQLvkz6zuB6yozT2B42M369blyZNNNWtfQ==
Oleh Imaam Yakhsyallah Mansur Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala إِنَّ هَذَا الْقُرْءَانَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا. وَأَنَّ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا الإسراء [١٧] ٩-١٠ “Sesungguhnya Al-Quran ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar; dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, Kami sediakan bagi mereka azab yang pedih.” Al-Isra’ [17] 9-10 Kedua ayat ini terdapat dalam surat Al-Isra’ yang berarti perjalanan malam yang diambil dari kata asra yang terdapat pada ayat pertama dalam surat tersebut, dikaitkan dengan perjalanan malam Rasulullah dari Masjid Al-Haram di Mekkah ke Masjid Al-Aqsha di Baitul Maqdis Palestina. Jarak antara kedua tempat ini kurang lebih 1500 km yang dalam perjalanan pada waktu itu biasa memerlukan waktu sekitar 40 hari. Surat ini dinamakan pula dengan surat Bani Israil, dikaitkan dengan penuturan tentang Bani Israil anak keturunan Nabi Ya’qub pada ayat ke-2 sampai ke-8 dan kemudian pada ayat 101 sampai dengan ayat 104. Kata Israil memiliki asal-usul yang bermacam-macam, antara lain Israil berarti hamba/teman dekat Tuhan Israil berarti orang yang berjalan di malam hari. Sebab Nabi Ya’qub sering melakukan perjalanan di malam hari, karena jika melakukan perjalanan di siang hari, takut diketahui dan disiksa oleh saudaranya. Israil berarti orang yang berhasil mengalahkan Allah. Disebutkan dalam Kitab Kejadian 32 28, bahwa Nabi Ya’qub pernah berkelahi dengan Tuhan dan berhasil mengalahkannya. Ketika Nabi Ya’qub akan membunuhnya, Tuhan berkata, “Namamu tidak disebut lagi Ya’qub sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia dan engkau menang.” Pendapat yang kedua dan ketiga bersumber dari orang Yahudi untuk melecehkan Tuhan dan para nabi. Menurut pendapat kami, tidak dapat dipertanggungjawabkan sama sekali. Kedua ayat di atas merupakan sebagian ayat-ayat Al-Quran yang menunjukkan keistimewaan Al-Quran. Pada dua ayat ini secara global juga menyebutkan kandungan Al-Quran sebagai petunjuk menuju thariqah jalan yang terbaik, paling adil, dan benar. Dalam Al-Quran, Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan semua solusi yang diperlukan oleh manusia sepanjang hidupnya. Allah memberikan pemecahan yang paling sempurna dan paling logis untuk memberi petunjuk kepada manusia dalam menghadapi semua masalah yang muncul. Oleh karena itu, orang yang beriman akan mengatur seluruh hidupnya sesuai dengan Al-Quran dan berjuang untuk melaksanakan apa yang telah dia baca dan dia pelajari dari Al-Quran. Adapun orang yang tidak beriman yang tidak menggunakan Al-Quran sebagai petunjuk, dia akan menjadikan hawa nafsunya sebagai petunjuk, menggantikan Al-Quran. Orang yang demikian pasti akan sengsara karena yang dipikirkan hanya dunia dan tidak percaya akan adanya akhirat. Tujuan hidupnya hanya bermuara pada harta sehingga sikap individualis menebar dalam kehidupan masyarakat. Ketenteramaan hati yang mereka cari tidak terwujud, sementara itu siksa akhirat yang disediakan oleh Allah telah menantinya. Kehancuran Yahudi dan Bebasnya Masjid Al-Aqsha Menurut Sayyid Quthb dalam “Fi Dzilalil Qur’an” menyatakan bahwa peristiwa Isra yang disebut dalam surat Al-Isra’ adalah mengabarkan tentang tumbangnya kejayaan Bani Israel. Peristiwa Isra merupakan tanda kekuasaan Allah dan sebuah perjalanan yang menakjubkan dalam ukuran empirik manusia. Masjid Al-Aqsha yang menjadi ujung perjalanan adalah pusat tanah yang mulia Asy-Syarif. Tempat yang ditentukan Allah untuk Bani Israel lalu Allah mengusir dari negeri itu karena kemaksiatan yang mereka lakukan. Surat Al-Isra’ secara umum berisi tentang akhir perjalanan hidup dan kejayaan bangsa Yahudi, juga mengungkapkan hubungan langsung antara tumbangnya kejayaan suatu bangsa dengan maraknya kemaksiatan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Hal ini sejalan dengan sunnatullah yang disebutkan pada ayat 16 وَإِذَا أَرَدْنَا أَنْ نُهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًاالإسراء [١٧] ١٦ “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu supaya mentaati Allah tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan ketentuan Kami, kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” Al-Isra’ [17] 16 Membaca surat Al-Isra’ dengan metode tafsir analitik, disimpulkan bahwa terdapat dua janji Allah tentang kehancuran bangsa Yahudi; Kehancuran Pertama فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ أُولَاهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَنَا أُولِي بَأْسٍ شَدِيدٍ فَجَاسُوا خِلَالَ الدِّيَارِ وَكَانَ وَعْدً مَفْعُولًا الإسراء [١٧] ٥ “Maka apabila datang saat hukuman bagi kejahatan pertama dari kedua kejahatan itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana.” Al-Isra’ [17] 5 Kemaksiatan yang paling besar ialah karena mereka menyembah berhala dan membunuhi para nabi. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mendatangkan Nebukadnezar ke Yerusalem lalu dihancurkanlah negeri itu dan “dia merajalela di kampung-kampung” dengan meruntuhkan dan meratakan dengan tanah seluruh bangunannya. Anak-anak dibunuh dan beribu-ribu tawanan dibawa ke Babilonia. Kehancuran bangsa Yahudi ini terjadi 500 tahun sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah dan sebelum adanya Isra’ dan Mi’raj. Kehancuran Kedua إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الْآخِرَةِ لِيَسُوءُوا وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوا مَا عَلَوْا تَتْبِيرًاالإسراء [١٧] ٧ “Jika kamu berbuat baik berarti kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi kejahatan yang kedua, Kami datangkan orang-orang lain untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.” Al-Isra’ [17] 7 Inilah jaminan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada Bani Israil bahwa apabila mereka berbuat baik, maka kebaikan itu akan kembali kepada diri mereka sendiri dan apabila mereka berbuat jahat maka hasil kejahatan itu akan menimpa diri mereka sendiri. Sebelumnya, pada ayat keenam disebutkan bahwa Allah telah memberikan berbagai anugerah kepada bangsa Yahudi Israil dengan mengembalikan negeri mereka setelah dirampas oleh bangsa Persia ditambah dengan limpahan kekayaan dan memberikan banyak anak laki-laki yang kuat serta pasukan yang tangguh. Dalam konteks kekinian, menurut Muhammad Ar-Rasyid, ayat ke-6 ini dapat dipahami sebagai berikut “Allah memberikan kembali tanah mereka yang kedua kali dari musuhmu.” Berdirinya negara Israel tahun 1948, yaitu setelah mengalahkan musuh-musuhnya pasukan Arab. “Membantu dengan harta kekayaan yang melimpah.” Berupa bantuan dari Amerika dan donatur-donatur lainnya. “Memberikan anak laki-laki yang kuat.” Terbukti bahwa sejak kedatangan Israel ke Palestina, populasi penduduk lebih banyak laki-laki daripada perempuan. “Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar.” Terbukti pada perang tahun 1948 dan 1967, tentara Israel tiga kali lipat lebih banyak dibanding tentara Arab. Selanjutnya pada ayat 104, Allah berfirman وَقُلْنَا مِنْ بَعْدِهِ لِبَنِي إِسْرَائِيلَ اسْكُنُوا الْأَرْضَ فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الْآخِرَةِ جِئْنَا بِكُمْ لَفِيفًاالإسراء ١٠ “Dan Kami berfirman sesudah itu kepada Bani Israil “Diamlah di negeri ini, maka apabila datang masa berbangkit, niscaya Kami datangkan kamu dalam keadaan bercampur baur dengan musuhmu”. Al-Isra [17] 104 Ayat ini dapat dipahami setelah kehancuran karena serangan musuh-musuhnya, bangsa Yahudi kemudian bercerai berai diaspora ke seluruh penjuru dunia dan kembalinya bangsa Yahudi ke Palestina pada tahun 1948 adalah berasal dari bermacam-macam suku dan ras yang ada di dunia. Dengan kembali dan berkumpulnya bangsa Yahudi di Palestina saat ini berarti tanda kehancuran mereka yang kedua sudah dekat. Mereka sedang menunggu “orang yang akan menyuramkan muka mereka dan memasuki Masjid Al-Aqsha serta menghancurkan mereka sehancur-hancurnya.” Pada ayat di atas, “mereka masuk” dengan menggunakan fi’il mudhari’ yang menunjukkan pengertian sedang’ atau akan terjadi’. Dengan demikian, kehancuran yang kedua ini akan terjadi setelah ayat itu turun. Tentang kapan terjadinya, Allah yang tahu. Muhammad Ar-Rasyid bercerita, pada waktu negara Israel berdiri dan memproklamirkan kemerdekaannya tahun 1948, seorang wanita Yahudi menangis dan masuk ke rumah keluarganya. Ketika ditanya, “Kenapa menangis, padahal orang Yahudi sedang bergembira dan merayakan kemerdekaan Israel?” Dia menjawab, “Bahwa dengan berdirinya negara Israel yang kedua adalah sebab adanya bani Israel yang akan dihancurkan dan dibinasakan”.” Tafsir analitik tentang kronologi kehancuran bangsa Israel di atas mungkin tidak dijamin kebenarannya karena para ulama pun berbeda-beda dalam menafsirkan ayat-ayat tersebut. Tetapi yang pasti benar adalah bahwa apabila suatu bangsa yang tidak menjadikan Al-Quran sebagai petunjuk pasti akan hancur dan binasa. Ini adalah sunnatullah. Sementara itu kita lihat saat ini, bangsa Israel adalah salah satu bangsa yang tidak menjadikan Al-Quran bahkan mereka melecehkannya dengan melakukan berbagai macam kejahatan terhadap bangsa Palestina dan Masjid Al-Aqsha. Dengan demikian, kehancuran Israel sudah sangat dekat. Hal ini dapat kita lihat dari beberapa indikasi, sebagai berikut Sebagai negera penjajah, Israel jelas kehilangan kemampuan melakukan peleburan denan bangsa lain di kawasan Timur Tengah. Israel mengalami ketimpangan demografi melawan pertumbuhan warga Arab. Dunia makin sadar tentang apa yang terjadi di Timur Tengah. Makin banyak negara yang mendukung perjuangan Palestina dan makin banyak yang anti Israel. Di Israel sendiri mulai muncul organisasi swasta yang anti Israel dan melawan penghancuran rumah warga Palestina dan pengungsian mereka. Menurunnya jumlah militer Israel sebab jumlah kelompok usia militer semakin tinggi. Israel mengalami masalah sosial dan politik yang krusial karena perpecahan dua partai besar Kadima dan Likud terus berlanjut. Kaum terpelajar sekuler dari Barat eksodus kembali dari Israel sehingga yang tersisa hanya kelompok ekstrim dalam politik dan agama yang saling mengkafirkan dan menghabisi. Inilah yang digambarkan Allah بَأْسُهُمْ بَيْنَهُمْ شَدِيدٌ تَحْسَبُهُمْ جَمِيعًا وَقُلُوبُهُمْ شَتَّى ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَعْقِلُونَ الحشر [٥٩] ١٤ “Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tiada mengerti.” Al-Hasyr [59] 14 Indikasi-indikasi di atas dipercayai oleh banyak pihak, bahkan oleh para pendukung Israel. Menurut laporan media, Henry Kissinger, mantan Menteri Luar Negeri AS yang berbangsa Yahudi setuju bahwa dalam waktu dekat Israel tidak akan ada lagi. The New York Post mengutip perkataan Kissinger “Dalam 10 tahun tidak ada lagi Israel.” Lenyapnya Israel berarti terbebasnya Masjid Al-Aqsha dari penjajahan Israel dan yang akan membebaskan Masjid Al-Aqsha adalah umat Islam sebagaimana sabda Rasulullah لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ فَيَقْتُلُهُمْ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوْ الشَّجَرُ يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللهِ هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ إِلَّا الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ رواه البخاري “Tidak akan terjadi Kiamat sehingga kaum Muslimin memerangi kaum Yahudi sampai Yahudi berlindung di balik batu dan pohon lalu batu dan pohon berbicara “Hai Muslim, hai hamba Allah, ini Yahudi di belakangku, kemari, bunuhlah dia,” kecuali Ghorqod sebab ia Ghorqod sungguh merupakan pohon Yahudi.” Al-Bukhari Namun, lenyapnya Israel tidak boleh hanya kita tunggu tetapi harus kita perjuangkan dengan cara menjadikan Al-Quran sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Menjadikan Al-Quran sebagai petunjuk dan pedoman hidup berarti mengikuti Al-Quran dengan sebenarnya. Allah berfirman الَّذِينَ ءَاتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ البقرة [٢] ١٢١ “Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” Al-Baqarah [2] 121 Abdullah bin Mas’ud dan Abdullah bin Abbas berkata “Mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, ”maksudnya adalah mengikuti Al-Quran dengan sebenar-benarnya, menghalalkan apa yang dihalalkan, dan mengharamkan apa yang diharamkan dan tidak menyelewengkan perkataan dari tempat yang semestinya serta tidak menakwilkannya dengan takwil yang bukan semestinya”. A/P2 Mi’raj News Agency MINA
Oleh Syaikh Abu Usamah Salim bin Ied al-Hilali Nubuwat al-Qur’an Tentang Kebinasaan Bangsa Yahudi Wahai saudara-saudaraku kaum muslimin yang dimuliakan Allah… Berbesar hatilah, karena Allah Azza wa Jalla berfirman وَقَضَيْنَا إِلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ فِي الْكِتَابِ لَتُفْسِدُنَّ فِي الأَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّا كَبِيرًا فَإِذَا جَاء وَعْدُ أُولاهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَّنَا أُوْلِي بَأْسٍ شَدِيدٍ فَجَاسُواْ خِلاَلَ الدِّيَارِ وَكَانَ وَعْدًا مَّفْعُولاً ثُمَّ رَدَدْنَا لَكُمُ الْكَرَّةَ عَلَيْهِمْ وَأَمْدَدْنَاكُم بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَجَعَلْنَاكُمْ أَكْثَرَ نَفِيرًا إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا فَإِذَا جَاء وَعْدُ الآخِرَةِ لِيَسُوؤُواْ وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُواْ الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُواْ مَا عَلَوْاْ تَتْبِيرًا عَسَى رَبُّكُمْ أَن يَرْحَمَكُمْ وَإِنْ عُدتُّمْ عُدْنَا وَجَعَلْنَا جَهَنَّمَ لِلْكَافِرِينَ حَصِيرًا “Dan Telah kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi Ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar”. Maka apabila datang saat hukuman bagi kejahatan pertama dari kedua kejahatan itu, kami datangkan kepadamu hamba-hamba kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan Itulah ketetapan yang pasti terlaksana. Kemudian kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar. Jika kamu berbuat baik berarti kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi kejahatan yang kedua, Kami datangkan orang-orang lain untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai. Mudah-mudahan Tuhanmu akan melimpahkan rahmatNya kepadamu; dan sekiranya kamu kembali kepada kedurhakaan niscaya kami kembali mengazabmu dan kami jadikan Neraka Jahannam penjara bagi orang-orang yang tidak beriman.” QS al-Israa’ 174-8 Pertama Ayat ini menegaskan terjadinya dua kerusakan yang dilakukan oleh Bani Israil. Sekiranya dua kerusakan yang dimaksud sudah terjadi pada masa lampau, maka sejarah telah mencatat bahwa Bani Israil telah berbuat kerusakan berkali-kali, bukan hanya dua kali saja. Akan tetapi yang dimaksudkan di dalam Al-Qur’an ini merupakan puncak kerusakan yang mereka lakukan. Oleh karena itulah Allah mengirim kepada mereka hamba-hamba-Nya yang akan menimpakan azab yang sangat pedih kepada mereka. Kedua Dalam sejarah tidak disebutkan kemenangan kembali Bani Israil atas orang-orang yang menguasai mereka terdahulu. Sedangkan ayat di atas menjelaskan bahwa Bani Israil akan mendapatkan giliran mengalahkan musuh-musuh yang telah menimpakan azab saat mereka berbuat kerusakan yang pertama. Allah mengatakan “Kemudian kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali.” Ketiga Sekiranya yang dimaksudkan dengan dua kerusakan itu adalah sesuatu yang telah terjadi, tentulah tidak akan diberitakan dengan lafazh idza, sebab lafazh tersebut mengandung makna zharfiyah keterangan waktu dan syarthiyah syarat untuk masa mendatang, bukan masa yang telah lalu. Sekiranya kedua kerusakan itu terjadi di masa lampau, tentulah lafazh yang digunakan adalah lamma bukan idza. Juga katalatufsidunna Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan, huruf laam dan nuun berfungsi sebagai ta’kidpenegasan pada masa mendatang. Keempat Demikian pula firman Allah “dan Itulah ketetapan yang pasti terlaksana” menunjukkan sesuatu yang terjadi pada masa mendatang. Sebab tidaklah disebut janji kecuali untuk sesuatu yang belum terlaksana. Kelima Para penguasa dan bangsa-bangsa yang menaklukan Bani Israil dahulu adalah orang-orang kafir dan penyembah berhala. Namun bukankah Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengatakan dalam ayat di atas “Kami datangkan kepadamu hamba-hamba kami yang mempunyai kekuatan yang besar”. Sifat tersebut mengisyaratkan bahwa mereka itu adalah orang-orang yang beriman, bukan orang-orang musyrik atau penyembah berhala. Pernyertaan kata “Kami” dalam kalimat di atas sebagai bentuk tasyrif penghormatan. Sementara kehormatan dan kemuliaan itu hanyalah milik orang-orang yang beriman. Keenam Dalam aksi pengrusakan kedua yang dilakukan oleh Bani Israil terdapat aksi penghancuran bangunan-bangunan yang menjulang tinggi gedung pencakar langit. Sejarah tidak menyebutkan bahwa pada zaman dahulu Bani Israil memiliki bangunan-bangunan tersebut. Kesimpulan Hakikat dan analisa ayat-ayat di atas menegaskan bahwa dua aksi pengerusakan yang dilakukan oleh Bani Israil akan terjadi setelah turunnya surat al-Israa’ di atas. Realita Sekarang ini bangsa Yahudi memiliki daulah di Baitul Maqdis. Mereka banyak berbuat kerusakan di muka bumi. Mereka membunuhi kaum wanita, orang tua, anak-anak yang tidak mampu apa-apa dan tidak dapat melarikan diri. Mereka membakar tempat isra’ Rasulullah Shallallahu alaihi wa Salam dan merobek-robek kitabullah. Mereka melakukan kejahatan di mana-mana hingga mencapai puncaknya. Mereka menyebarkan kenistaan, kemaksiatan, kehinaan, pertumpahan darah, pelecehan kehormatan kaum muslimin, penyiksaan dan pelanggaran perjanjian. Jadi, aksi pengerusakan yang kedua sedang berlangsung sekarang dan telah mencapai titik klimaks dan telah mencapai puncaknya. Sebab tidak ada lagi aksi pengerusakan yang lebih keji daripada yang berlangsung sekarang. Adakah aksi yang lebih keji daripada membakar rumah Allah? Adakah aksi pengerusakan yang lebih jahat daripada merobek-robek kitabullah dan menginjak-injaknya? Adakah aksi pengerusakan yang lebih sadis daripada membunuhi anak-anak, orang tua dan kaum wanita serta mematahkan tulang mereka dengan bebatuan? Adakah aksi pengerusakan yang lebih besar daripada pernyataan perang secara terang-terangan siang dan malam melawan Islam dan para juru dakwahnya? Sungguh demi Allah, itu semua merupakan aksi pengerusakan yang tiada tara!!! Lalu Allah Azza wa Jalla melanjutkan firman-Nya “dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai”. Artinya, hamba-hamba Allah kelak akan meruntuhkan apa saja yang dibangun dan dikuasai oleh bangsa Yahudi. Mereka akan menggoyang benteng Yahudi dan meluluhlantakkan serta meratakannya dengan tanah. Sebelumnya, tidak pernah disaksikan bangunan-bangunan menjulang tinggi di tanah Palestina kecuali pada masa kekuasaan Zionis sekarang ini. Gedung-gedung pencakar langit dan rumah-rumah pemukiman dibangun di setiap jengkal tanah Palestina yang diberkahi. Kami katakan kepada mereka Dirikanlah terus wahai anak keturunan Zionis, tinggikan bangunan sesukamu! Sesungguhnya kehancuran kalian di situ dengan izin Allah. Dan tak lama lagi kalian akan luluhlantak dan tertimpa bangunan kalian itu! Dan Allah takkan memungkiri janjinya “dan Itulah ketetapan yang pasti terlaksana”. Penguasaan Masjidil Aqsha tidak disebutkan pada kali yang pertama dan disebutkan pada kali yang kedua. Sebab penguasaan Masjidil Aqsha oleh kaum muslimin akan berakhir. Kalaulah belum berakhir berarti penguasaan yang kedua merupakan lanjutan dari yang pertama. Akan tetapi berhubung penguasaan Masjidil Aqsha yang pertama akan berakhir, maka penguasaan untuk yang kedua kalinya merupakan peristiwa baru. Dan itulah realita yang terjadi! Penguasaan pertama telah berakhir sesudah bangsa Yahudi menguasai al-Quds serta beberapa wilayah tanah Palestina lainnya dalam satu serangan yang sangat sporadis pada tahun 1967, orang-orang menyebutnya tahun kekalahan. Sebelumnya pada tahun 1948 mereka sebut dengan tahun kemalangan. Penguasaan yang pertama berakhir disebutkan karena adanya faktor penghalang yang menghalangi kaum muslimin untuk menguasainya. Penghalang itu merupakan musuh bagi Islam dan kaum muslimin. Dan cukuplah Yahudi sebagai musuh bebuyutan yang sangat menentang Islam, kaum muslimin dan para pembela Islam. Maka kita harus membebaskan tanah kita yang dirampas dan membuat perhitungan dengan mereka serta menyalakan api kebencian terhadap mereka!!! Sudah tergambar pada wajah mereka tanda-tanda kemalangan dan kehinaan. Kaum muslimin akan kembali menguasai Masjidil Aqsha –insya Allah- sebagaimana kaum salafus shalih menguasainya pertama kali. Sebab kehancuran kedua yang telah dijanjikan oleh Allah dalam firman-Nya “dan apabila datang saat hukuman bagi kejahatan yang kedua, Kami datangkan orang-orang lain untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama”. Kita sedang menanti peristiwa itu sebagai kebenaran janji Allah dan kebenaran berita-berita RasulullahShallallahu alaihi wa Salam. Pada hari itu kaum muslimin bergembira dengan pertolongan dari Allah Azza wa Jalla.[2] Nubuwat as-Sunnah ash-Shahihah tentang Kebinasaan Bangsa Yahudi Rasulullah Shallallahu alaihi wa Salam telah mengabarkan bahwa kaum muslimin akan berperang melawan bangsa Yahudi, beliau Shallallahu alaihi wa Salam bersabda “Tidak akan tiba hari kiamat sehingga kaum muslimin berperang melawan Yahudi. Sampai-sampai apabila orang Yahudi bersembunyi di balik pepohonan atau bebatuan, maka pohon dan batu itu akan berseru, wahai Muslim, wahai hamba Allah, ini orang Yahudi ada bersembunyi di balikku, kemarilah dan bunuhlah ia.’ Kecuali pohon Ghorqod, karena ia adalah pohon Yahudi.” Muttafaq alaihi dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu. Diriwayatkan oleh Syaikhaini Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wa Salam bersabda “Kalian benar-benar akan membunuhi kaum Yahudi, sampai-sampai mereka bersembunyi di balik batu, maka batu itupun berkata, wahai hamba Allah, ini ada Yahudi di belakangku, bunuhlah dia!’.” Hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa Pertama Akan datang masa sebelum datangnya hari kiamat bahwa kaum muslimin dan bangsa Yahudi akan mengalami peperangan besar dan ini adalah suatu hal yang pasti akan terjadi. Kedua Bangsa Yahudi akan dibantai oleh kaum muslimin, dan hal ini terjadinya di bumi Palestina, dan saat itu seluruh pepohonan dan bebatuan yang dijadikan tempat persembunyian bangsa Yahudi akan berseru memanggil kaum muslimin untuk membunuh mereka, kecuali pohon Ghorqod. Ketiga Hal ini menunjukkan bahwa kemenangan berada di tangan Islam dan kehinaan akan meliputi bangsa Yahudi yang terlaknat dan terkutuk. Keempat Berkaitan dengan sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa Salam yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma di atas, dimana Nabi Shallallahu alaihi wa Salam bersabda “latuqootilunna” Kalian benar-benar akan membunuhi kaum Yahudi yang disertai dengan lam dan nun sebagai ta’kidpenegasan akan kepastian hal ini. Khithab seruan Nabi ini adalah kepada para sahabat, hal ini menunjukkan secara sharih bahwa masa depan adalah milik Islam saja –biidznillahi-, namun haruslah dengan metode para sahabat Nabi dan kaum salaf yang shalih. Kelima Berkaitan dengan sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa Salam yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu anhu di atas, dimana Nabi Shallallahu alaihi wa Salam bersabda tentang seruan batu dan pohon “Wahai muslim, wahai hamba Allah…” yang menunjukkan manhaj tarbawi pendidikan ishlahi pembenahan yang ditegakkan di atas manifestasi tauhid dan al-Ubudiyah penghambaan yang merupakan cara di dalam menegakkan syariat Islam di muka bumi dan melanggengkan kehidupan Islami berdasarkan manhaj nabawi.[3] Tha`ifah al-Manshurah adalah Pembebas Negeri Syam al-Muqoddasah Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberkahi negeri Syam di dalam kitab-Nya al-Majid yang terpuji di dalam 5 ayat, sebagai berikut “Dan kami selamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang kami Telah memberkahinya untuk sekalian manusia.” QS al-Anbiyaa’ 2171 “Dan telah kami tundukkan untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami telah memberkatinya, dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu.” QS al-Anbiyaa’ 2181 “Dan kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu, negeri-negeri bahagian timur bumi dan bahagian baratnya yang telah Kami beri berkah padanya, dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik sebagai janji untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka, dan kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir’aun dan kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka.” QS al-A’raaf 7137 “Dan kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang kami limpahkan berkat kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan kami tetapkan antara negeri-negeri itu jarak-jarak perjalanan, berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam hari dan siang hari dengan dengan aman.” QS Sabaa` 3418 “Maha Suci Allah, yang Telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya.” QS al-Israa` 171 Seluruh ayat di atas menunjukkan akan keutamaan dan keberkahan negeri Syam, tidak diketahui adanya perselisihan para ulama tafsir tentangnya. Negeri Syam adalah negeri yang memiliki fadhilah keutamaan dibandingkan negeri-negeri lainnya. Di negeri inilah risalah-risalah kenabian banyak diturunkan, para rasul banyak diutus dan menjadi tempat hijrah para Nabi Allah. Di dalamnya terdapat kiblat pertama kaum muslimin, di-isra`kannya Nabi Shallallahu alaihi wa Salam. Di dalamnya Dajjal akan binasa di tangan al-Masih alaihi Salam, demikian pula Ya’juj dan Ma’juj serta bangsa Yahudi akan binasa. Namun negeri ini kini terampas dan terjajah, dirampas dan dijajah oleh bangsa terburuk di muka bumi ini. Namun penjajahan mereka atas bumi Palestina dan Syam adalah penggalian kuburan bagi mereka sendiri. Karena Nabi yang mulia telah memilih negeri ini sebagai bangkitnya ath-Tha`ifah al-Manshurah golongan yang mendapat pertolongan yang akan membinasakan bangsa Yahudi dan membebaskan negeri Syam dari kekuasaan mereka serta menegakkan Islam sebagai agama yang haq. Berikut ini adalah hadits-hadits yang menjelaskannya Pertama Hadits Imran bin Hushain radhiyallahu anhu “Akan senantiasa ada segolongan dari umatku, yang berperang di atas kebenaran, yang menampakkan kebenaran terhadap orang-orang yang mencela mereka, hingga terbunuhnya orang yang terakhir dari mereka, yaitu al-Masih ad-Dajjal.” HR Abu Dawud 2484; Ahmad IV/329 dan IV/343; ad-Daulabi dalam al-Kuna II/8; al-Lalika`i dalam Syarh I’tiqod Ushulis Sunnah no. 169; dan al-Hakim IV/450; dari jalan Hammad bin Salamah, meriwayatkan dari Qotadah, dari Mutharif. Al-Hakim berkata “Shahih menurut syarat Muslim” dan Imam adz-Dzahabi menyepakatinya. Syaikh Salim berkata “Hadits ini sebagaimana yang dikatakan oleh al-Hakim”. Dan menyertai tabi’ riwayat ini adalah riwayat dari Abul Alaa` bin asy-Syakhir dari saudaranya Mutharif, dikeluarkan oleh Ahmad IV/434, dan Syaikh Salim berkomentar “isnadnya shahih menurut syarat imam yang enam.” Kedua Hadits Salamah bin Nufail radhiyallahu anhu “Saat ini akan tiba masa berperang, akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang menampakkan kebenaran di hadapan manusia, Allah mengangkat hati-hati suatu kaum, mereka akan memeranginya dan Allah Azza wa Jalla menganugerahkan kepada mereka kemenangan, dan mereka tetap dalam keadaan demikian, ketahuilah bahwa pusat negeri kaum mukminin itu berada di Syam, dan ikatan tali itu tertambat di punuk kebaikan hingga datangnya hari kiamat.” HR Ahmad IV/104; an-Nasa`i VI/214-215; Ibnu Hibban 1617-Mawarid; al-Bazzar dalam Kasyful Astaar 1419; dari jalan al-Walid bin Abdurrahman al-Jarsyi dari Jabir bin Nufair. Syaikh Salim berkata “Dan isnad ini shahih menurut syarat Muslim.” Ketiga Hadits Qurrah radhiyallahu anhu “Apabila penduduk negeri Syam telah rusak, maka tidak ada lagi kebaikan bagi kalian. Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang mendapatkan pertolongan, tidaklah membahayakan mereka orang-orang yang menyelisihi mereka hingga datangnya hari kiamat.” HR at-Tirmidzi 2192; Ahmad V/34; al-Lalika`i 172; Ibnu Hibban 61; al-Hakim di dalam Ma’rifatu Ulumul Hadits hal. 2; dari jalan Syu’bah bin Mu’awiyah bin Qurrah, dari ayahnya secara marfu’ Imam at-Tirmidzi berkata “hadits hasan shahih.” Syaikh Salim berkomentar “Hadits ini shahih menurut syarat Syaikhaini Bukhari dan Muslim.” Keempat Hadits Sa’ad bin Abi Waqqosh radhiyallahu anhu yang memiliki dua lafazh yang berbeda, yaitu Pertama Beliau berkata, bersabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa Salam “Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang menampakkan diri di atas kebenaran, yang senantiasa perkasa hingga hari kiamat.” HR al-Lalika`i di dalam Syarh Ushul I’tiqod Ahlis Sunnah wal Jama’ah 170. Kedua Beliau berkata, bersabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa Salam “Akan senantiasa penduduk Maghrib barat menampakkan kebenaran hingga datangnya hari kiamat.” HR Muslim XIII/68-Nawawi; Abu Nu’aim di dalam al-Hilyah III/95-96; as-Sahmi di dalam Tarikh Jurjaan 467; dan selainnya dari jalan Abu Utsman al-Hindi Syaikh Salim berkomentar “Iya, Rasulullah Shallallahu alaihi wa Salam telah menjelaskan negeri al-Firqah an-Najiyah dengan penjelasan yang terang yang tidak ada lagi keraguan padanya, dan beliau mengabarkan bahwa negeri itu adalah Syam yang diberkahi dan penuh kebaikan.” Dan penjelasan Syaikh Salim al-Hilali di sini ditopang oleh penjelasan berikut Hadits Mu’adz bin Jabal radhiyallahu anhu yang diriwayatkan oleh Umair dari Malik bin Yakhomir, Mu’adz berkata “Dan mereka ini ath-Tha`ifah al-Manshurah berada di Syam.” Dan ucapan ini dihukumi marfu’ karena tidaklah diucapkan dengan ra’yu pendapat dan ijtihad. Hadits Sa’ad di atas “Akan senantiasa penduduk Maghrib barat menampakkan kebenaran hingga datangnya hari kiamat.” Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu menukil dalam kitabnya Manaqib asy-Syam wa Ahluhu hal. 72-77 ucapan Imam Ahmad bin Hanbal “Penduduk Maghrib, mereka adalah penduduk Syam. Syaikh Salim mengomentari “Saya sepakat dengan dua alasan Pertama adalah, bahwa seluruh hadits-hadits di atas menjelaskan bahwa mereka adalah penduduk Syam. Kedua, bahasa Nabi Shallallahu alaihi wa Salam dan penduduk Madinah tentang “penduduk Maghrib barat” maksudnya adalah penduduk Syam, karena mereka penduduk Maghrib berada di barat mereka Rasulullah dan para sahabatnya, sebagaimana bahasa mereka tentang “penduduk Masyriq timur” adalah penduduk Nejed dan Irak. Karena Maghrib barat dan Masyriq timur adalah perkara yang nisbi relatif. Seluruh negeri yang memiliki barat maka bisa jadi merupakan bagian timur bagi negeri lainnya dan sebaliknya. Dan yang menjadi pertimbangan di dalam ucapan Nabi Shallallahu alaihi wa Salam ini tentang barat dan timur adalah tempat beliau mengucapkan hadits ini, yaitu Madinah.” Kesimpulan Negeri Syam adalah negeri ath-Tha`ifah al-Manshurah yang akan menampakkan kebenaran, tidaklah akan membahayakan mereka orang-orang yang menyelisihi dan mencela mereka, mereka akan mendapatkan kemenangan dari Allah dan mereka tetap dalam keadaan demikian sampai datangnya hari kiamat. Ath-Tha’ifah al-Manshurah inilah yang akan memenangkan Islam dan membebaskan negeri Syam dari belenggu penjajahan bangsa Yahudi yang terlaknat, dan merekalah yang akan membinasakan bangsa Yahudi terlaknat ini. Catatan Kaki [1] Sengaja kami pilih kata Nubuwat daripada kata ramalan, karena kata nubuwat lebih sesuai dan pantas daripada penggunaan kata ramalan. Kata ramalan seringkali berasosiasi dengan klenik, khurafat, takhayul ataupun metafisika. Sedangkan nubuwat maka asosiasinya adalah dengan wahyu al-Qur’an atau as-Sunnah yang shahih. [2] Disarikan dari “Jama’ah-Jama’ah Islamiyah Ditimbang Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah” terj. Al-Jama’at al-Islamiyyah fi Dhou’il Kitaabi was Sunnah, karya Syaikh Salim bin Ied al-Hilaly, pent. Ust. Abu Ihsan al-Atsari, Pustaka Imam Bukhari, Jilid I, cet. I, Juni 2003, hal. 90-108. [3] Dipetik secara ringkas dan bebas dari artikel yang berjudul Haditsu Qitaali al-Yahuudi Riwaayatan *Disarikan dari artikel yang berjudul ath-Tha`ifah al-Manshurah wal Bilaad al-Muqoddasah, karya Syaikh Abu Usamah Salim bin Ied al-Hilali, dalam Majalah al-Asholah, no. 30, th, V, hal. 17-21.
— Setiap umat ada ajalnya. Ada masa berakhirnya kejayaan dan kehidupan mereka. Rasulullah ﷺ telah menyampaikan kepada kita tentang sebab-sebabnya kehancuran umat terdahulu. Bukan mustahil hal serupa menimpa umat sekarang apabila tidak belajar dari masa lalu. Semoga Allah Ta’ala melindungi kita dari azab-Nya. Demikian kata Ustaz Farid Nu’man Hasan, Dai lulusan sastra Arab Universitas Indonesia. Karena itu, perhatikanlah fenomena kehidupan manusia saat ini, apakah sudah terkumpul padanya sebab-sebab itu atau tidak. Semoga kita bisa mengambil iktibar dari peristiwa yang terjadi di masa lampau. Baca Juga Kisah Nabi Shaleh dan Hancurnya Kaum Tsamud Ustaz Farid Nu’man mengungkapkan ada 3 sebab-sebab kehancuran umat terdahulu yang harus menjadi pelajaran bagi kita, yaitu 1 Hukum Tumpul ke Atas dan Tajam ke Bawah Rasulullah ﷺ menyebutkan ini sebagai penyebab binasanya umat terdahulu. Jika yang berbuat salah adalah para pejabat, orang kuat, tokoh, maka mereka selamat dan hukum tidak ditegakkan. Tapi, jika yang berbuat salah adalah rakyat biasa atu orang lemah, mereka dihukum, dipenjara, dan dilukai fisik dan rasa keadilannya. Perhatikan hadis berikut عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ قُرَيْشًا أَهَمَّهُمْ شَأْنُ الْمَرْأَةِ الْمَخْزُومِيَّةِ الَّتِي سَرَقَتْ فَقَالُوا وَمَنْ يُكَلِّمُ فِيهَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا وَمَنْ يَجْتَرِئُ عَلَيْهِ إِلَّا أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ حِبُّ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَلَّمَهُ أُسَامَةُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَشْفَعُ فِي حَدٍّ مِنْ حُدُودِ اللَّهِ ثُمَّ قَامَ فَاخْتَطَبَ ثُمَّ قَالَ إِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِينَ قَبْلَكُمْ أَنَّهُمْ كَانُوا إِذَا سَرَقَ فِيهِمْ الشَّرِيفُ تَرَكُوهُ وَإِذَا سَرَقَ فِيهِمْ الضَّعِيفُ أَقَامُوا عَلَيْهِ الْحَدَّ وَايْمُ اللَّهِ لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا Dari Aisyah radhiallahu anha bahwa orang-orang Quraisy sedang menghadapi persoalan yang menggelisahkan, yaitu tentang seorang wanita tokoh Bani Makhzumiyah yang mencuri lalu mereka berkata, “Siapa yang mau merundingkan masalah ini kepada Rasulullah ﷺ ?” Sebagian mereka berkata, “Tidak ada yang berani menghadap beliau kecuali Usamah bin Zaid, orang kesayangan Rasulullah ﷺ. Usamah pun menyampaikan masalah tersebut lalu Rasulullah ﷺ bersabda “Apakah kamu meminta keringanan atas pelanggaran terhadap aturan Allah?” Kemudian beliau berdiri menyampaikan khuthbah lalu bersabda “Orang-orang sebelum kalian menjadi binasa karena apabila ada orang dari kalangan terhormat pejabat, penguasa, elit masyarakat mereka mencuri, mereka membiarkannya dan apabila ada orang dari kalangan rendah masyarakat rendahan, rakyat biasa mereka mencuri mereka menegakkan sanksi hukuman atasnya. Demi Allah, sendainya Fathimah binti Muhammad mencuri, pasti aku potong tangannya”. HR. Al-Bukhari No. 3475 Kita melihat sikap tegas Rasulullah ﷺ kepada Usamah bin Zaid radhiallahu anhu, yang dianggap oleh suku Bani Makhzum sebagai “orang dalam” di lingkungan Rasulullah ﷺ yang bisa meluluhkan Rasulullah ﷺ untuk meringankan atau membatalkan hukuman atas wanita yang mencuri itu. Tapi, jawaban Rasulullah ﷺ adalah tegas, bahwa sebab kehancuran umat terdahulu karena ketidakadilan dalam penerapan hukum. Baca Juga Kisah Nabi Hud dan Penyebab Dibinasakannya Kaum Aad 2 Banyak Bertanya Maksud banyak bertanya’ yaitu pertanyaan yang tidak bermanfaat, memberatkan, dan mengundang fitnah. Hal ini ditegaskan oleh Rasulullah dalam hadis berikut ﷺ. كَانَ أَبُو هُرَيْرَةَ يُحَدِّثُ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوهُ وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَافْعَلُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلَافُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ Abu Hurairah bercerita bahwa dia mendengar Rasulullah ﷺ bersabda “Apa yang telah aku larang untukmu maka jauhilah. Dan apa yang kuperintahkan kepadamu, maka kerjakanlah dengan sekuat tenaga kalian. Sesungguhnya umat sebelum kalian binasa karena mereka banyak bertanya dan sering berselisih dengan para Nabi mereka.” HR Muslim No. 1337 Baca Juga Syekh Ali Jaber Alhamdulillah Saya Selamat dari Pembunuhan Contohnya adalah pertanyaan Bani Israil kepada Nabi Musa Alaihissalam, yang bertele-tele dan tidak penting tentang sapi yang Allah Ta’ala perintahkan untuk disembelih. Tujuannya agar tidak jadi mereka sembelih, tapi Nabi Musa menjawabnya dengan sabar. Akhirnya mereka pun menyembelihnya. Hal diabadikan dalam Al-Qur’an قَالُوا ادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّنْ لَنَا مَا لَوْنُهَا ۚ قَالَ إِنَّهُ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ صَفْرَاءُ فَاقِعٌ لَوْنُهَا تَسُرُّ النَّاظِرِينَ قَالُوا ادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّنْ لَنَا مَا هِيَ إِنَّ الْبَقَرَ تَشَابَهَ عَلَيْنَا وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ لَمُهْتَدُونَ قَالَ إِنَّهُ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ لَا ذَلُولٌ تُثِيرُ الْأَرْضَ وَلَا تَسْقِي الْحَرْثَ مُسَلَّمَةٌ لَا شِيَةَ فِيهَا ۚ قَالُوا الْآنَ جِئْتَ بِالْحَقِّ ۚ فَذَبَحُوهَا وَمَا كَادُوا يَفْعَلُونَ Mereka berkata, “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menjelaskan kepada kami apa warnanya.” Dia Musa menjawab, “Dia Allah berfirman, bahwa sapi itu adalah sapi betina yang kuning tua warnanya, yang menyenangkan orang-orang yang memandangnya.” Mereka berkata, “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menjelaskan kepada kami tentang sapi betina itu. Karena sesungguhnya sapi itu belum jelas bagi kami, dan jika Allah menghendaki, niscaya kami mendapat petunjuk.” Dia Musa menjawab “Dia Allah berfirman, sapi itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak [pula] untuk mengairi tanaman, sehat, dan tanpa belang.” Mereka berkata, “Sekarang barulah engkau menerangkan hal yang sebenarnya.” Lalu mereka menyembelihnya, dan nyaris mereka tidak melaksanakan perintah itu. QS. Al-Baqarah 69-71 Hari ini, tidak sedikit orang yang mengaku muslim mempertanyakan Islam bukan untuk mencari ilmu atau memperbagus kualitas diri, tapi bertanya untuk memperberat diri dan memunculkan kegaduhan, yang dengannya menganulir ketetapan-ketetapan agama. Mengapa warisan lebih banyak kaum laki-laki? Kenapa Islam membolehkan poligami? Mengapa ada jihad dalam Islam? Mengapa memperebutkan Al-Aqsha? Dan seterusnya. Namun, tidak semua pertanyaan itu tercela. Al-Qur’an sendiri menceritakan banyak pertanyaan dari manusia tentang hal-hal baik dan bermanfaat seperti – Yas’alunaka anil anfaal mereka bertanya kepadamu tentang harta rampasan perang – Yas’alunaka anir ruuh mereka bertanya kepadamu tentang ruh – Yas’alunaka anil mahidh mereka bertanya kepadamu tentang haid – Yas’alunaka anil ahillah mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit – Yas’alunaka anis saa’ah mereka bertanya kepadamu tentang kiamat Oleh karena itu, Syeikh Ismail Al Anshari rahimahullah mengatakan “Para ulama telah membagi pertanyaan menjadi dua jenis. Pertama, pertanyaan untuk mengetahui hal yang dibutuhkan berupa urusan agama. Ini justru diperintahkan karena Allah Ta’ala berfirman Bertanyalah kepada ahludz dzikr jika kalian tidak mengetahui, dan pada jenis inilah turunnya pertanyaan para sahabat tentang Al-Anfal [rampasan perang], Kalaalah, dan selain keduanya. Kedua, pertanyaan dengan kepentingan untuk menyakiti dan memberatkan, dan inilah yang dilarang.” At Tuhfah Ar Rabbaniyah, Syarah Hadits Arbain No. 9. Allah ﷻ menegaskan larangan bertanya yang menyulitkan diri sendiri يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَسْأَلُوا عَنْ أَشْيَاءَ إِنْ تُبْدَ لَكُمْ تَسُؤْكُمْ “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan kepada Nabimu hal-hal yang jika diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu.” QS. Al Maidah 101 Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan “Dan jika kalian tanyakan penjelasannya setelah turunnya perintah niscaya akan dijelaskan kepada kalian. Dan janganlah kalian menanyakan tentang sesuatu sebelum terjadinya, karena barangkali hal itu menjadi haram lantaran adanya pertanyaan itu. Baca Juga Dahsyatya Gempa yang Menimpa Umat Nabi Syu’aib, Ini Sebabnya 3 Menyelisihi Para Nabi Alaihimussalam Yaitu meninggalkan ajaran Nabi dan mengambil ajaran lain selain ajaran para nabi, dalam konteks zaman kita tentu menyelisihi ajaran Nabi Muhammad ﷺ. Jika meninggalkan, menyelisihi, sudah cukup menjadi sebab kehancuran suatu umat. Apalagi memerangi ajaran para Nabi Alaihimussalam, seperti mendiskreditkan Islam, fobia kepada hal-hal beraroma Islam, dan memusuhi para ulama yang tulus serta para pejuangnya. Kita lihat lagi keterangan hadits dalam poin ke dua di atas كَانَ أَبُو هُرَيْرَةَ يُحَدِّثُ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوهُ وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَافْعَلُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلَافُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ Abu Hurairah bercerita bahwa dia mendengar Rasulullah ﷺ bersabda “Apa yang telah Aku larang untukmu maka jauhilah. Dan apa yang kuperintahkan kepadamu, maka kerjakanlah dengan sekuat tenaga kalian. Sesungguhnya umat sebelum kalian binasa karena mereka banyak bertanya, dan sering berselisih dengan para Nabi mereka.” HR. Muslim No. 1337 Imam Ibnu Allan rahimahullah mengatakan “Faedah dari hadits ini adalah haramnya berselisih dengan para Nabi dan banyak bertanya tanpa keperluan mendesak, karena hal itu dijanjikan dengan datangnya kebinasaan. Ancaman keras terhadap sesuatu menunjukkan haramnya hal tersebut bahkan dosa besar. Karena, berselisih itu menjadi sebab pecahnya hati dan lemahnya agama, dan hal itu haram. Maka apa pun yang menjadi sebab kepadanya dia haram juga. Dalilul Faalihin, 2/415 Apa yang tertera dalam hadits ini sejalan dengan firman Allah Ta’ala فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ “…Maka hendaklah orang-orang yang menyelisihi perintah Rasul-Nya takut akan mendapat fitnah atau ditimpa azab yang pedih. QS. An Nuur Ayat 63 Syahidul Islam, Syaikh Sayyid Quthb rahimahullah mengatakan maka hendaklah orang-orang yang menyelisihi perintah Rasul-Nya takut akan mendapat cobaan yaitu bala-bencana ditimpa azab yang pedih yaitu di akhirat. Abu Hayyan berkata, menyelisihi Rasulullah ﷺ menjadi sebab datangnya musibah bencana dan adzab yang pedih. Fi Zhilalil Quran, 5/402 Berlalu sudah sejarah manusia tentang binasanya kaum Nabi Nuh, kaum Nabi Luth, kaum Aad, kaum Tsamud, dan lainnya, yang menyelisihi ajaran Nabi mereka, lalu Allah Ta’ala binasakan mereka. Kejayaan mereka hilang sekejap, dan saat ini kita bisa melihat kebenaran peristiwa kehancuran mereka melalui fosil-fosil mereka baik gedung, tiang, dan mayit mereka yang membatu. Semoga Allah Ta’ala meyanyangi kita dan menjauhkan kita dari bala bencana. Baca Juga Kisah Nabi Luth dan Kaum Sodom yang Ditenggelamkan di Laut Mati. Wallahu Ta’ala A’lam. */sumber
kehancuran indonesia menurut alquran